Kamis, 17 Desember 2009

KISAH CINTA ZAMAN BATU



Nama besar Roland Emmerich yang sudah menghasilkan The Patriot, Independence Day, Godzila dan The Day After Tomorrow, menjadi semacam jaminan saat film 10.000 B.C. dengan setting menceritakan kehidupan awal manusia 1 juta tahun yang lalu - dimana harimau saber-tooth dan raksasa mammoth masih berkeliaran di bumi - ini dirilis. Kembali terbayang fantasi kehebatan karyanya, saat kota New York City harus dicekam kegelapan oleh makhluk asing dengan piring terbangnya yang sangat nyata dalam Independence Day. Migrasi monster jepang, Godzilla, ke Amerika. Juga, efek menakutkan dari global warming dalam The Day After Tomorrow.

Di filmnya kali ini, Roland menghadirkan nuansa yang agak berbeda. Tapi dari judulnya, sebenarnya udah bisa ditebak bakalan seperti apa filmnya kali ini. Setting-nya adalah menceritakan kehidupan awal manusia 1 juta tahun. Cerita dimulai dengan ramalan yang diucapkan oleh tetua suku Yagahl, sekelompok suku yang terasing dibalik dataran tinggi pegunungan. Diramalkan, kedatangan seorang anak perempuan akan memunculkan penderitaan bagi suku mereka, namun juga akan memunculkan seorang pahlawan yang menjadi jodoh bagi wanita tersebut kelak. Hingga akhirnya waktu tersebut tiba. Gadis kecil yang sudah beranjak dewasa, Evolet (Camilla Belle) menjadi idola bagi D’Leh (Steven Strait) dan para pemuda lainnya. D’Leh adalah seorang pemburu muda yang memiliki semangat tinggi. Dia suka sekali berburu.

Saat mammoth liar berdatangan dan musim berburu dimulai, D’Leh berhasil menjadi pemenang sekaligus mendapatkan Evolet. Tapi dengan berjalannya waktu, sang pahlawan tidak bisa mengingkari. Dilubuk hati paling dalam, dia merasa tidak layak dinobatkan sebagai kepala suku. Dia merasa mammoth yg ditaklukannya bukanlah murni hasil perburuannya. Saat perburuan itu, dirinya dan sejumlah pemuda terseret jaring yg dibawa lari sang mammoth. Pemuda lain berhasil melepaskan pegangan pada jaring, sementara D’Leh tersangkut pada jaring tersebut. D’Leh terseret jauh hingga sang mammoth tidak sengaja menemui ajalnya di ujung tombak D’Leh.

Tidak lama setelah D’Leh mengembalikan tombak kepemimpinan dan Evolet. Saat dia menjauh mengasingkan diri dari kehidupan sukunya. Segerombolan pemburu misterius menyerang desa, dan Evolet menjadi tawanan bersama dengan yang lain, untuk dijadikan sebagai budak. D’Leh marah. Dia yakin, bahwa Evolet adalah jodohnya. Itu yang menyebabkan dia secepatnya ingin mencari orang-orang misterius tersebut, dan menyelamatkan Evolet. D’Leh lantas memimpin pasukan kecil yang dibentuknya. Dan kisah heroik D’Leh dimulai.

Di tengah-tengah perjalanan, pasukan kecil D’Leh selalu bertemu dengan suku lainnya. Alih-alih bertempur dengan suku lain, mereka malahan bergabung. Suku lain menganggap, D'Leh adalah sosok pahlawan yg akan membebaskan mereka dari serbuan pasukan manusia misterius, karena sosoknya sudah disebut-sebut para leluhur mereka, yg tertera dalam bentuk coretan gambar di sepanjang dinding gua. Seorang laki2 yang mampu bicara dengan harimau bergigi pedang. Ternyata suku lain juga pernah diserbu oleh sekumpulan manusia misterius, yang menyerang desa D’Leh. Pasukan kecil pimpinan D’Leh secara perlahan berubah menjadi pasukan tempur yang lumayan banyak. Di perjalanan yg penuh rintangan dan hambatan itu juga, mereka menemukan hal baru lainnya. Yaitu, peradaban yang sempat hilang, sebuah kerajaan besar yang menjadi sarang para perusuh dengan pyramid besar yang menjulang. D’Leh sadar. Bahwa perjalanan dan perjuangannya kali ini, nggak cuma mengemban misi menyelamatkan Evolet dan seluruh masyarakat yang harus menjadi budak dari maharaja yang tiran. Melainkan juga dalam misi menyelamatkan peradaban, dan kehidupan sukunya. Perjalanan yang menyita waktu dan tenaga sekaligus menjadi ajang pembuktian akan kebenaran ramalan sang tetua.

Ada beberapa kesalahan fakta, seperti jaman itu manusia purba hidup nomaden, tinggal di gua2 untuk menghindari serangan hewan buas, dan cuaca yg ekstrem. Dan satu lagi yang cukup menggelitik, ketika kamera menshoot close up kaki purba D'Leh sedang melintas dipekuburan mammoth, yang ada adalah, jemari kaki orang purba yang terawat rapi. Seperti habis pedikur.. hue he he he... ;)).

Pemandangan indah diperlihatkan film ini, ketika iring2an perahu berlayar merah, yang digunakan sekumpulan manusia misterius untuk mengangkut tawanan, melintas sungai yang berkelok indah bak ular. Penggambarannya cantik sekali. Dan sungai itu seolah tak bertepi.

Demi mengejar kesempurnaan penggambaran jaman purba, Lokasi syuting dilakukan di berbagai tempat. Tim produksi harus berlompatan dari satu lokasi, ke lokasi lainnya. Yang bikin repot, semua lokasi itu ga ada yang terletak di satu negara. Misalnya, mereka harus menaklukkan New Zealand dalam kondisi musim dingin yang ekstrem. Ini dilakukan demi mengejar scene yang menampilkan landscape gunung-gunung es. Sedangkan perburuan ke Namibia dilakoni demi mengejar kondisi padang pasir luas, dengan matahari yang bersinar terik. Bener-bener kontradiktif, deh!


Tidak ada komentar: